***** PAGUYUBAN KELUARGA BESAR PARA PRAJURIT TNI-POLRI PONDOK AFI - SATU HATI SA SATU JIWA SATU KORSA *****

Kamis, 31 Agustus 2017

Inspirasi pagi


Tidak ada seorang pun yg bisa mengubah masa lalunya, namun semua orang bisa merencanakan masa depannya

Apapun impianmu, yakinlah kamu bisa mewujudkannya. Keraguan hanya akan melemahkanmu. SEMANGAT!!

Hidup ini berat jika kamu terlalu memikirkannya. Jalani saja dan biarkan Tuhan menuntun jalanmu

Terdampar

        Sebuah kapal karam diterjang badai hebat. Hanya dua lelaki yang dapat menyelamatkan diri dan berenang ke pulau kecil yang gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan kecuali berdoa. Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat pergi ke daerah berasingan dan mereka tinggal berjauhan.
       

Rabu, 30 Agustus 2017

Manajemen Undur-undur



      Saat DPR pecah dan ada sebutan DPR tandingan, entah kenapa, secara naluriah, sebagai rakyat saya sama sekali tidak cemas kepada nasib politik Indonesia. Padahal konflik semacam itu mengandung bencana sistemis karena di atas kertas, sistem tata kelola negara terancam lumpuh. Tetapi naluri saya sebagai rakyat yang hidup dalam sebuah sub kultur tertentu sungguh terlatih memahani konteks ini.

Veteran Pelda Soemadji, Dulu Garang di Medan Perang Kini Jadi Pak RT dan Bapak Asuh

        Suara Pelda (Purn) Soemadji (77) masih bersemangat kala mengenang dan menceritakan kembali pengalamannya membela negara di Operasi Dwikora di Malaysia, Operasi Trikora di Papua hingga Operasi Seroja di Timor Timur bersama satuan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD, kini Kopassus-red). 

Senin, 28 Agustus 2017

Sri Mulyani Tambah Uang Lauk Buat TNI dan Polri



Kisah Awak Kapal Selam Indonesia Merebut Papua dari Belanda

         Bertempat di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta, Presiden Sukarno mengumumkan Tri Komando Rakyat pada 19 Desember 1961. Ya, jalan perang terpaksa ditempuh pemerintah Indonesia lantaran segala upaya di meja perundingan untuk meminta Belanda menyerahkan Irian Barat tak ada hasil.

         “Sekarang saya tanya kepada Saudara-saudara, kepada dunia internasional, mengapa pihak Belanda menjadikan Irian Barat sebagai satu boneka Papua? Belanda menghasut rakyat Irian Barat, menjalankan satu politik memecah belah kedaulatan RI dengan mendirikan negara Papua, mengibarkan bendera Papua, menciptakan lagu kebangsaan zogenaamde nasional Papua,” Presiden Sukarno berpidato membakar semangat rakyat seperti dikutip dalam buku Api Perjuangan Pembebasan Irian Barat.

Presiden Sukarno di atas geladak RI Tjakra menyaksikan penyerahan brevet melalui Letnan Kolonel RP Poernomo.

Kisah Mbah Soegito, Ditangkap Belanda dan Disiksa Demi Indonesia

Soegito (90), seorang kakek yang tinggal di rumah kuno di Jalan Kesatrian G27 Semarang ini masih ingat betul suara desingan senapan dan te...