***** PAGUYUBAN KELUARGA BESAR PARA PRAJURIT TNI-POLRI PONDOK AFI - SATU HATI SA SATU JIWA SATU KORSA *****

Kamis, 30 November 2017

Kisah Nyata Pria yang Rawat Istrinya Hingga Ajal Menjemput



Sebuah kisah nyata yang sangat mengharukan dialami seorang pria yang kehilangan istrinya karena penyakit kanker. Namun, dalam perjalanan jelang ajal sang istri, pria tersebut terus mendampingi istrinya.



Berikut kisahnya yang dibagikan pengguna Facebook bernama Mas Rozi yang sangat mengharukan dan membujat netizen menangis membaca perjalanan cinta pasangan tersebut.
"Tiba-tiba HP ku berdering, setelah menjawab salam suara diseberang telepon tampak panik “Ayah.. bunda mimisan nich.”

RAHASIA SEDEKAH : Si Gembel yang Luar Biasa


Allah benar-benar memberi saya sebaik-baik pengalaman hari ini. Pengalaman yang luar biasa sekaligus bikin miris hati.

Sosok itu jelas di mata saya. Seorang pria kumal bin dekil dengan rambut gimbal dan kulit hitam yang sedang clingak-clinguk. Setiap orang yang pertama kali melihatnya pasti akan bilang dia orang gila. Karena memang seperti itu tampilannya. Tapi kenapa beliau ke masjid? Emang beliau mau ngapain?

Sambil memakai mukena pelan-pelan saya fokuskan mata dan pikiran saya ke sosok menarik ini. Tiba-tiba beliau menggulung kedua celana panjang hitam bercampur coklat lumpur dan debunya, lalu berdiri seperti menunggu.

Oh..rupan

KEKUATAN DO'A SEORANG ISTERI

Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak KEBAHAGIAAN dan KETENTRAMANNYA. Yakni pada saat dia khusyu’ berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya.

Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.

Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut.

Khilafah Cadar dan Rempelo


Mungkin karena usianya paling muda, pengetahuan dan pengalamannya tergolong mutakhir, maka Pèncèng yang duluan beres melaksanakan administrasi “National Single Identity”. Dari tadi dia tampak uthak-uthek “wiridan” menghadap layar ponselnya.

“Wah, Pèncèng sibuk buka aurat”, Beruk berkomentar.

Gendhon hanya senyum-senyum. Nyruput kopi dan memandang jauh.

Sebenarnya yang tiap saat dipegang di tangan Pèncèng bukanlah gadget mutakhir, meskipun sudah smartphone, sudah lumayan advanced, bisa gaul, browsing, youtubing, instakwintal, Loan-lain, Whatsap-whatsip, share-shere, copas-copis, broadcast-broadcest, video call layar resolusi rendah sehingga wajah tampak Jin, bahkan Pèncèng diam-diam kelihatannya mulai belajar online trading.

Pembubaran Pengajian Gus Dur


Di masa Orba, kalau saya mau baca puisi di depan publik, harus minta izin minimal ke Polres, menyerahkan puisi-puisi yang akan saya baca untuk diperiksa dan ditentukan mana yang boleh dibaca dan mana yang tidak. Atau ada satu dua puisi boleh dibaca, kecuali kalimat-kalimat atau kata yang dicoret oleh Polisi.

Demikian juga acara-acara lain: seminar, simposium, pertunjukan musik, juga pengajian. Kepolisian mengawasi, mengizinkan atau melarang teks, kalimat, kata dan huruf. Kalau penampilnya tingkat nasional, pemeriksaan dilakukan oleh Polda, atau bahkan Mabes Polri. Kalau tingkat “bahaya”-nya ekstra, TNI diperbantukan untuk mengontrol.

Kegembiraan bersedekah


Sebab bergembira dan dengan kegembiraan, seseorang menggembirakan 13.250 keluarga dengan menyedekahkan tak kurang dari 7 (tujuh) triliun rupiah untuk membangun rumah-rumah mereka. Sekitar 50.000-an jiwa atau anggota keluarga itu rumah-rumahnya tenggelam oleh luapan air kental keruh dari perut bumi. Orang itu memberikan 5X (lima kali) lipat harga tanah dan rumah mereka.

Markesot ketemu orang itu dan bertanya: “Dulu Bapak Anda dimakamkan di mana?”. Orang itu menjawab: “Wah iya, kalau mereka tidak punya rumah, Bapak saya bisa bangkit dari kubur dan memurkai saya”. Markesot menyahut: “Jadi gimana?”. Orang itu menjawab: “Asal Cak Sot menemani, saya akan kasih mereka biaya berlipat untuk membangun rumah”. Dialog tak sampai 4 (empat) menit itu menerbitkan kegembiraan bersedekah.

Meskipun Kulempar Matahari


Kasihan Gentoling dan teman-temannya. Usia masih muda belia tetapi Pakde-Pakde mereka mempengaruhkan sesuatu yang tidak produktif untuk hidup mereka. Generasi muda harapan bangsa yang sedang giat-giatnya membangunkan jiwanya dipenuhi oleh hal-hal yang menyangkut ke-Tuhan-an, nilai-nilai rohani, monomor-satukan Akhirat dan monomor-duakan dunia. Gimana tak macet perjalanan mereka ke masa depan.

Mestinya anak-anak Zaman Now dipacu adrenalin materialismenya. Dicambuk kariernya untuk sukses. Menjadi penguasa besar, pejabat tinggi, kaya raya. Memanjat waktu sampai setinggi langit. Mengarungi ruang sampai berkuasa mengeruk seluruh kekayaan cakrawala. Anak-anak muda harus ambisius, menggunakan hak-hak hidupnya untuk menjadi manusia besar, pemimpin pembangunan dan pengendali sejarah.

Lha para Pakde ini m

Senin, 27 November 2017

Kisah Sniper TNI, Si Pemburu Tanpa Jejak

I Nengah Tamat tak pernah menyadari bahwa ia memiliki bakat menjadi seorang penembak runduk (sniper). Namun berpuluh-puluh tahun kemudian, lelaki berpangkat kapten infanteri yang berdinas di Korps Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat (AD) itu dikenal sebagai salah satu penembak runduk terbaik di Angkatan Darat. Kapten Tamat, begitu biasa disapa, merupakan pemegang rekor menembak dengan susunan sasaran tembak terjauh dari Museum Rekor Indonesia.



Rekor tersebut diperolehnya setelah berhasil menembak tepat 11 target dalam jarak 600 meter dengan sebuah peluru. “Kalau saya menembak 10 kali, peluang tidak kena bisa dua kali,” ucap Kapten Tamat di Lapangan Tembak, Markas Komando Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.


Pertempuran Berdarah di Dili, Kopassus Vs Tropaz. "DORRR...!!!" Mayor Inf Muji Raharjo Tertembak di Bagian Leher Namun Keajaiban Terjadi....

7 Desember 1975, TNI menggelar operasi lintas udara terbesar untuk menguasai Kota Dili, Timor Portugal. Jumlah pasukan yang diterjunkan 270 orang Prajurit Para Komando dari Grup I Kopasandha (kini Kopassus TNI AD) dan 285 prajurit Yonif 501.

Banyak kelemahan dari operasi penyerbuan itu. Antara lain data intelijen yang salah. Disebutkan musuh yang menjaga Kota Dili hanya sekelas dengan Hansip. Ini salah besar.

"DORR..!!!" Letnan Ahmad Menembak Gembong PKI Yang Punya Kesaktian Ilmu Kebal Peluru. Apa Yang Terjadi Selanjutnya ??



      Dalam eksekusi, biasanya korban akan langsung meninggal di hadapan regu tembak. Tapi dalam beberapa kasus, ada juga yang memiliki ilmu kebal peluru. Peluru tak mampu melukai kulit orang-orang yang memiliki kesaktian.

      Kisah ini bukan isapan jempol. Mantan Panglima Kostrad Letjen Kemal Idris menyaksikannya sendiri. Begitu juga dengan perwira Australia anggota Komisi Tiga Negara yang sedang bertugas di Indonesia.

Merinding..!! Kisah Mistis Prajurit Kopassus Tersesat di Hutan Belantara Papua. "Hari keenam itu saya sudah melihat alam lain"

Salah satu syarat untuk menjadi prajurit elite TNI AD, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) harus melewati berbagai tes rekruitmen yang sangat sulit.

Kegiatan recruiting itu dikenal di kalangan komando dengan istilah werving yang merupakan rangkaian tes kesehatan, fisik, akademi dan psikologi.

Kisah Mbah Soegito, Ditangkap Belanda dan Disiksa Demi Indonesia

Soegito (90), seorang kakek yang tinggal di rumah kuno di Jalan Kesatrian G27 Semarang ini masih ingat betul suara desingan senapan dan te...