***** PAGUYUBAN KELUARGA BESAR PARA PRAJURIT TNI-POLRI PONDOK AFI - SATU HATI SA SATU JIWA SATU KORSA *****

Jumat, 17 November 2017

Daftar Dosaku Pada Anak-Anakku



Semula kusangka itu adalah pendidikan bagimu. Tetapi ternyata yang kusangka mendidik itu adalaah luka di hatimu. Kepada putriku aku pernah (dan menurutnya sering) menjewer telinganya kala itu. Bagiku saat itu hanya terasa sebagai pengingat, tetapi bagimu ternyata adalah kenangan pahit yang engkau simpan dalam sampai kini. Jeweran itu terjadi saat engkau masih di taman kanak-kanak, dan masih bisa kau ceritakan dengan baik saat kini engkau telah berkutat dengan skripsi.



Engkau mengingat dengan baik saat aku menghardikmu ketika kau mencoret mobil dengan kegembiraanmu sebagai kanak-kanak, sementara ia adalah kemurkaan bagiku. Mobil itu, seonggok barang rongsok itu, hampir saja dulu kutempatkan lebih tinggi darimu. Soal yang kini aku syukuri ialah, kesadaranku yang kembali, bahwa kau, putriku, adalah salah satu harta karun terbaik selain adikmu, ibumu, dan siapa saja kini yang makin sulit kusebut satu-satu.

Kepada putraku, sama sekali tak pernah aku duga, bahwa stiker mainanmu yang kau tempel di almari bapakmu dulu, yang kuhardik karena ia kupersepsikan sebagai pelanggaraan tata ruang itu, adalah kesalahanku yang memalukan. Kesalahan yang kau rawat dengan sangat jelas di dalam ingatanmu yang setiap ingataan itu kau putar ulang, aku menjadi bapak paling buruk. Stiker itu dulu adalah jiwamu. kegembiraanmu dan tak kubiarkan ia hanya sekadar mendompleng di kotak kayu yang ia tak menyertai dalam matiku.

Anak-anakku, di hari ini, kusampaikan permohonan maafku. Doaku, luhurkan anak-anakmu kelak jauh lebih luhur dari caraku dalam meluhurkan kalian dengan cara yang penuh kesalahan itu. Mari kita saling mendoakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Mbah Soegito, Ditangkap Belanda dan Disiksa Demi Indonesia

Soegito (90), seorang kakek yang tinggal di rumah kuno di Jalan Kesatrian G27 Semarang ini masih ingat betul suara desingan senapan dan te...